DPRD Medan Minta Polisi Mengintensifkan Pengamanan di Wilayah Rawan Kriminal

DPRD Medan Minta Polisi Mengintensifkan Pengamanan di Wilayah Rawan Kriminal

MEDAN – Aksi begal di Medan belum juga reda. Kondisi ini mulai mengkhawatirkan warga kota. Polisi diminta lebih mengintensifkan pengamanan di wilayah yang dinilai rawan kejahatan.

Anggota Komisi I DPRD Medan Habiburrahman Sinuraya mengharapkan untuk mempersempit ruang gerak pelaku begal di Medan jajaran Polrestabes Medan perlu lebih mengintensifkan patroli di kawasan yang dinilai rawan begal.

“Selain mengintensifkan patroli, Kapolrestabes Medan yang baru Kombes Pol Jhonny Edison Isir perlu juga mendirikan posko-posko pengamanan (Pos PAM) di wilayah yang dinilai rawan begal,” kata Habiburrahman Sinuraya saat ditemui di ruang kerjanya di gedung dewan, Senin (13/01/2020).

Guna memperluas pengamanan mengingat jumlah personel kepolisian yang terbatas (belum maksimal) , kata politisi Partai NasDem Kota Medan ini, Polrestabes Medan perlu menggandeng aparat kelurahan dengan melibatkan aparat perlindungan masyarakat (linmas).

“Demi memberi rasa aman kepada warga Medan, polisi bisa melakukan kerja sama dengan aparat linmas di kelurahan. Saya pikir Pemko Medan terbuka untuk itu demi menjawab kekhawatiran warga atas aksi begal. Terlebih saat warga kota pulang di malam hari,” kata pria yang akrab disapa Habib ini.

Baca Juga :  Akhyar Hadiri Pelantikan Pengurus PBVSI Kota Medan Periode 2020 - 2024

Habib juga menekankan kepada Pemko Medan dalam hal ini Dinas Pertamanan dan Kebersihan untuk membuat lampu penerangan jalan umum (LPJU) di kawasan yang rawan begal.

“Ini (LPJU) harus disegerakan. Terutama di lokasi rawan begal. Biasanya di lokasi itu suasana agak gelap. Seperti aksi begal di Jalan Tritura baru-baru ini. Di sana minim LPJU,” kata Habib.

Kata Habib, di kawasan Kecamatan Medan Sunggal, berdasarkan laporan yang diterimanya, pernah dalam sehari warga kehilangan 15 unit sepeda motor.

Kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Untuk memutus mata rantai aksi begal atau curanmor, pihak kepolisian juga perlu menindak tegas penadahnya. Dengan begitu pelaku bingung mau ke mana curiannya itu dijual,” katanya.

Baca Juga :  Sekda Hadiri Deklarasi Damai Pilkada 2020

Menurut Habib, faktor utama yang memicu aksi kejahatan di antaranya begal dan curanmor adalah karena masalah narkoba, pengangguran dan perekonomian.

“Kita lihat saja saat ini. Peredararan narkoba sudah mulai masuk ke pelosok-pelosok kota. Sasarannya mulai dari anak-anak, kalangan remaja, dewasa hingga orang tua. Kita akui banyak para pemgedar dan bandar narkoba yang ditangkapi polisi. Tapi peredaran narkoba terus saja terjadi. Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk memberantasnya,” demikian Habib.

pasang iklan