Nias Selatan – Pupuslah sudah harapan para murid, merasa tak berdaya dikarenakan satu bulan lamanya proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di Sekolah Dasar Negeri, 078535 Hilitobara Susua, Nias Selatan, terpaksa terhenti. Diduga gegara ulah salah seorang anggota BPD Hilitobara, Arosokhi Laia dengan sikap arogan dan premanisme memalang gedung sekolah dengan kayu.
Hal ini diungkapkan oleh salah seorang nara sumber yang tidak ingin identitasnya terpublikasi kepada awak media metropublik.com di Hilitobara kecamatan susua, Nisel, Rabu (21/09/2022)
Terkait kejadian itulah memunculkan reaksi banyak orang tua murid yang menilai tindakan itu jelas merupakan hal yang tak terpuji, apapun dalihnya apalagi yang melakukan adalah salah seorang oknum anggota BPD. “Sebaiknya mampu memberi keteladanan maupun solusi atas berbagai masalah yang berkembang dimasyarakat. Akan tetapi kenyataan berbanding terbalik,” ucap sumber.
Terpisah, Arosokhi Laia, membenarkan kejadian itu. Diakuinya ini kedua kalinya di lakukanya karena sebagai bentuk protes kepada pihak KSO PT Adikarya, serta kontraktor atas ketidak beresan terkait pengerjaan gedung sekolah sebagai pihak ketiga (pelaksana kerja) pembangunan sekolah.
“Saya merasa tertipu dan dirugikan oleh pihak KSO dan Kontraktor. Dimana masih ada sisa upah yang belum dibayarkan, dan material belum terlunasi kepada saya. Kedua tanah halaman sekolah adalah hak milik. Disini saya hanya menuntut apa yang menjadi hak saya. Nah, menurut hemat saya memasang palang menutup ruang sekolah merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan solusi terbaik. Selanjutnya saya merasa keberatan ada banyak item pekerjaan yang belum selesai tetapi dengar informasi sudah beres, dibuktikan dengan serahterima kunci gedung sekolah,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Hilitobara Arman Hati Buulolo, pihaknya tidak tau menahu terkait pemalangan gedung sekolah itu. “Mohon maaf pak, terkait pembangunan gedung sekolah itu jelas tidak tau menahu. Karena dari awal hingga terakhir tidak ada koordinasi baik melalui tokoh maupun pemerintah desa. Kenapa disaat adanya permasalahan baru kami ada, coba ditanya KSO Adikarya,” tegasnya.
Komite sekolah,orang tua murid, dan masyarakat berharap kepedulian, penegak hukum dan Pemerintah Daerah, untuk segera menanggapi permasalahan ini. (MP/Asas)