Menko PMK Gelar Rapat Meningkatkan Prestasi Para Atlet

Foto: Muhammad Idris/detikcom.

JAKARTA | METROPUBLIK.COM – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, hari ini menggelar rapat untuk implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2017 untuk memotong sejumlah birokrasi. Tujuannya, untuk melakukan percepatan peningkatan prestasi para atlet sebelum penyelenggaran Asian Games 2018.

Menurut Puan, alur birokrasi, khususnya yang terkait dengan pencairan honor atlet hingga pengadaan peralatan, kerap dianggap sebagai salah satu penghambat pelatihan atlet sebelum menghadapi turnamen olahraga. Dalam regulasi baru, hambatan birokrasi dan administratif, diharapkan tak lagi jadi kendala.

Ikut dalam rapat koordinasi tersebut yakni Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi, dan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

“Kita membicarakan hal yang berkaitan dengan Perpres Nomor 95 Tahun 2017 berkaitan dengan peningkatan prestasi atlet Indonesia menjelang Asian Games 2018. Dimana kita samakan persepsi dan sinergikan bersama dengan Kemenpora juga KONI yang mendapatkan tugas di Perpres itu, untuk meningkatkan prestasi atlet khususnya jelang Asian Games 2018,” kata Puan di kantor Menko PMK, Jakarta, Rabu (1/11/2017) seperti dilansir detik.com

Menurutnya, sistem penganggaran yang baru akan dilakukan langsung dari Kemenpora ke cabang olahraga (cabor), tanpa melewati KONI yang saat ini lebih berperan sebagai pengawas dan pendamping. Semua cabor akan melakukan inventarisasi kebutuhan pelatihan, termasuk honor atlet, untuk kemudian dicairkan langsung dari Kemenpora.

Baca Juga :  Pimpin Upacara Hari Amal, Wabub serahkan Sertifikat wakaf

“KONI mendapatkan tugas melakukan pengawasan dan pendampingan, bersama dengan Menpora yang nantinya akan berkoordinasi menjadi jembatan kepada cabor-cabor yang akan bertanggung jawab dalam peningkatan prestasi atlet, khususnya yang akan ikut Asian Games 2018,” terang Puan.

Dia berharap, lewat penyederhanaan skema penganggaran, tak ada lagi alasan kurangnya persiapan cabor dan atletnya. Selain itu, kelebihan lain, kebutuhan pelatihan dan atlet sendiri bisa lebih tepat waktu dan tepat guna, lantaran cabor sendiri yang paling mengetahui kebutuhannya.

“Semua anggaran yang akan digunakan akan langsung ke cabor, kemudian transparansi dan akuntabilitas anggaran itu harus berjalan dengan baik, evaluasi berkaitan dengan apa yang kemarin terjadi di Sea Games jangan lagi terjadi di Asian Games. Karena memang performa atlet harus ditingkatkan, dan pelatih dipilih yang baik dan berkualitas, sehingga memang bisa meningkatkan prestasi atlet ke depan,” tutur Puan.

“Jangan sampai terjadi lagi hal-hal yang teknis yang berkaitan dengan alokasi anggaran misalnya terlambatnya peralatan, honor atlet, dan lainnya yang bersifat teknis. Dan tentu saja Perpres ini akan memperpedek birokrasi yang ada yang selama ini mungkin menjadi masalah untuk prestasi atlet dan sukses penyelenggaraan Asean Games,” imbuhnya.

Lanjut dia, dengan anggaran yang tak bercampur dengan KONI, persiapan penggemblengan atlet sebelum Asian Games bisa lebih matang, lantaran tak lagi terhambat di penganggaran yang bertingkat.

“Langsung ke cabor, tapi KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) tetap di Kemenpora. Anggaran KONI sendiri, enggak ikut-ikutan di cabor, jadi langsung ke cabor. Yang pasti semua cabor sebelum Desember, bisa berikan kebutuhan alokasi anggaran sesuai dengan targetnya menuju Asian Games 2018, kita juga sudah punya prediksi minimal kekuatan cabor itu dengan atletnya akan dapatkan mendali, dan tentunya masih akan dievaluasi terus,” ungkapnya.

Baca Juga :  Kapolda Sumut : Kewajiban Saya Menjaga Sumut Tetap Aman

Sementara itu, Menpora Imam Nahrawi, berujar implementasi Perpres Nomor 95 Tahun 2017 ini akan menghilangkan birokrasi yang menghambat dalam persiapan jelang Asian Games. Sebelumnya, banyak keluhan datang dari atlet, seperti kebutuhan alat yang tak sesuai, hingga honor yang terlambat.

“Sekarang harus bersamaan, tak ada lagi kambing hitam, jangan ada lagi faktor-faktor tertentu jadikan alasan merosotnya prestasi. Kalau kita tarik jauh ke belakang, atlet kita berjuang demi merah putih tentu tanpa ada banyak pretensi. Bahwa kemudian ada soal-soal teknis dan lainnya, karena ujung kita tertib adminsitratif jangan kemudian itu menghalangi semangat bertempur kita,” pungkas Imam.(***)

pasang iklan