Asahan – Rentetan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara menjadi alarm keras bagi kelestarian lingkungan. Merespons kondisi tersebut, sejumlah organisasi lingkungan di Kabupaten Asahan menggelar aksi bertajuk “Satu Bibit, Sejuta Manfaat: Hijaukan Bumi, Menjaga Masa Depan” di Bundaran Tugu Kota Kisaran, Sabtu (27/12/2025).
Aksi ini merupakan kolaborasi antara Lembaga Ekosistem Indonesia (LEI) Kabupaten Asahan, WALHI Sumatera Utara, Yayasan Pembangunan Masyarakat Pancasila (YPMP) Medan, Ikatan Mahasiswa Peduli Kelestarian Alam (IMAPEKA), serta Korps Mahasiswa Pecinta Alam (KOMACA) Kabupaten Asahan.
Ketua Umum LEI Kabupaten Asahan Tanggu Raja Nainggolan, S.H., M.A.P., didampingi Bendahara Fadli Harun Manurung, S.H., menegaskan aksi ini merupakan langkah konkret untuk memutus mata rantai tragedi ekologis sekaligus membangun kesadaran kolektif masyarakat.
“Satu bibit yang ditanam hari ini adalah janji untuk masa depan bumi. Kami ingin menumbuhkan kesadaran kolektif agar bencana yang memakan korban jiwa tidak terus berulang. Alam sudah memberi peringatan dan ini adalah cara kita menjawabnya,” tegas Tanggu Raja Nainggolan.
Menurutnya, gerakan ini juga menjadi upaya memulihkan ekosistem sekaligus melawan praktik pembalakan liar yang dinilai semakin mengkhawatirkan. Dalam aksi tersebut, panitia menyalurkan 2.000 bibit pohon produktif yang dibagi ke dua titik utama.
Di Bundaran Tugu Kota Kisaran, sebanyak 500 bibit dibagikan kepada pengendara yang melintas sebagai bagian dari kampanye kesadaran publik. Sementara di Dusun III, Desa Subur, Kecamatan Air Joman, sebanyak 1.500 bibit difokuskan untuk penanaman guna memperkuat daya dukung lingkungan pedesaan.
Jenis bibit yang dibagikan meliputi matoa, petai, jambu, asam, durian, dan jengkol. Tanggu Raja menyebut pemilihan bibit produktif bertujuan memberi manfaat ganda bagi warga, yakni fungsi ekologis sekaligus nilai ekonomi.
“Pemilihan tanaman produktif ini dilakukan agar masyarakat mendapatkan manfaat ganda, fungsi ekologis sebagai penyerap air dan pencegah erosi serta nilai ekonomis saat masa panen tiba,” ujarnya.
Di lokasi yang sama, Ketua IMAPEKA Asahan Zikri Syahfriluddin Butar-butar didampingi Ketua KOMACA Asahan Alex D. Tucker menekankan pentingnya edukasi bagi mahasiswa dan masyarakat dalam menjaga hutan sebagai pondasi kehidupan.
“Kita pastikan pendistribusian bibit ini berjalan tepat sasaran,” ucap Syahfriluddin.
Kepala Desa Subur Zailani, S.H., mengapresiasi gerakan tersebut dan menyatakan komitmen untuk mengawal perawatan bibit yang ditanam di Dusun III.
“Kehadiran 1.500 bibit di desa kami bukan sekadar penghijauan, tapi investasi masa depan. Kami akan mengimbau warga Dusun III untuk merawat bibit ini agar manfaat ekonominya nanti dirasakan warga, sekaligus melindungi desa dari ancaman banjir,” ujar Zailani.
Aksi ini juga mendapat dukungan Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah III Kisaran Djonner Sipahutar sebagai bentuk sinergi antara aktivis, pemerintah desa, dan instansi kehutanan.
“Diharapkan gerakan di Kabupaten Asahan ini menjadi pemantik bagi daerah lain untuk memperkuat mitigasi bencana berbasis lingkungan secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Kegiatan turut dihadiri Forkopimcam Air Joman, UPT KPH III Kisaran, Dinas Pertanian, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, serta warga Dusun III Desa Subur, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan. (Fs)













