Nias Selatan – Warga berpenghasilan rendah di Kabupaten Nias Selatan kembali dibuat resah akibat naiknya harga gas elpiji 3 kilogram yang melambung tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Di Kecamatan Hibala, khususnya Desa Eho, harga gas yang biasanya berada di kisaran Rp40.000–Rp45.000 kini melonjak menjadi Rp50.000 per tabung. Sejumlah ibu rumah tangga, termasuk Wati Duha (46) dan Yanti Gaho (50), mengaku sangat terbebani dengan kenaikan tersebut.
“Kenaikannya benar-benar mencekik,” ujar mereka kepada wartawan, Sabtu (15/11/2025).
Di wilayah daratan seperti Telukdalam, harga gas elpiji 3 kg tercatat Rp35.000, namun stok sulit ditemukan. Kondisi ini memperburuk keluhan warga yang kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok tersebut.

Menanggapi situasi ini, anggota DPRD Nias Selatan Amoni Zega angkat bicara. Kepada Metropublik.com melalui WhatsApp, Sabtu (15/11), politisi PDIP itu mendesak Pemerintah Daerah khususnya Dinas Perindag untuk memperketat pengawasan distribusi.
Amoni menegaskan bahwa elpiji bersubsidi tidak boleh diperjualbelikan ke dapur MBG, sesuai aturan yang berlaku. Ia menyebut, penyalahgunaan distribusi oleh oknum distributor diduga menjadi salah satu penyebab kelangkaan dan lonjakan harga.
“Saya sudah menyampaikan dalam rapat bersama Dinas Perindag pagi ini agar distributor benar-benar menyalurkan gas kepada pengecer resmi, terutama di wilayah kepulauan,” ujarnya.
Selain pengetatan pengawasan, Amoni juga mendorong pemerintah untuk menambah kuota elpiji 3 kg di Kabupaten Nias Selatan guna memastikan pasokan tetap stabil dan harga kembali normal. (P)













