Sumut – Polda Sumatera Utara merilis data terbaru hingga Kamis (27/11), bahwa sebanyak 148 lokasi di 12 kabupaten/kota terdampak bencana alam akibat curah hujan ekstrem.
Dari pendataan sementara, 43 warga dilaporkan meninggal dunia, 52 orang hilang, serta 11 mengalami luka berat dan 77 luka ringan. Tak kurang dari 1.168 warga terpaksa mengungsi ke berbagai posko darurat.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, mengatakan pihak kepolisian mengerahkan 1.030 personel gabungan dari Satwil, Ditsamapta, Brimob, Bid TIK, hingga Biddokkes untuk mempercepat penanganan di lapangan.
“Curah hujan tinggi selama beberapa hari membuat tanah labil dan debit air sungai meningkat drastis. Kondisi ini memicu banjir dan longsor hampir bersamaan di banyak wilayah. Personel langsung bergerak untuk evakuasi serta penyelamatan warga,” ujarnya.
Petugas yang berada di lapangan berjibaku membantu evakuasi warga, melakukan pencarian orang hilang, hingga membuka akses jalan yang tertutup material longsor. Selain itu, polisi juga mendata lokasi bencana, mengatur lalu lintas di jalur yang terganggu banjir, serta mendirikan posko darurat bersama BPBD, TNI, pemerintah daerah, Basarnas, relawan, dan unsur masyarakat lainnya. Kombes Ferry menegaskan bahwa sinergi ini menjadi kunci percepatan penanganan di wilayah yang terdampak paling parah.
Bencana dengan dampak terbesar tercatat di Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Sibolga, dan Mandailing Natal. Di beberapa wilayah, banjir merendam permukiman dengan ketinggian air mencapai satu meter, sementara longsor terjadi di puluhan titik dan menutup akses jalan utama.
Di Taput, tim Brimob Polda Sumut dikerahkan untuk membuka jalur yang tertimbun longsor dan mengevakuasi warga yang terisolasi. Sementara di Sibolga, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap puluhan warga yang dilaporkan hilang akibat terseret banjir bandang. “Tim terus bergerak siang dan malam karena medan di beberapa lokasi sangat berat dan akses masih terputus,” jelasnya.
Untuk mempercepat pemulihan, Polda Sumut juga menyiapkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah terdampak di Taput, Tapteng, dan Sibolga. Bantuan diberangkatkan pada Kamis (27/11/2025) dan mencakup makanan siap saji, selimut, logistik kebutuhan dasar, obat-obatan, hingga perlengkapan evakuasi. Selain itu, posko pengungsian dan layanan kesehatan telah didirikan untuk memastikan warga mendapatkan penanganan cepat.
Kombes Ferry menegaskan bahwa data yang dirilis bersifat sementara karena beberapa wilayah masih kesulitan memberikan laporan akibat hujan yang belum berhenti serta akses yang terhambat.
“Data akan terus diperbarui. Kami mengimbau masyarakat tetap waspada, terlebih yang tinggal di daerah rawan longsor dan bantaran sungai. Jika kondisi mengancam, segera mengungsi ke lokasi aman atau posko terdekat,” tutupnya. (Rendi)













