Medan – Menjelang Pekan Olahraga Nasional Sumut-Aceh 2024, para atlet squash Sumut sudah memasuki pelatda penuh yang digelar PB PON Wilayah Sumut/Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut. Pemusatan atlet menginap di Hotel Miyana Jl. H Anif, Selasa (20/8/2024).
“Jelang PON Pelatda lokasi hotel dekat dengan lokasi latihan di Kompleks Perumahan Cemara Hijau,” ungkap Sekretaris Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Squash Indonesia (PSI) Sumatera Utara, Amansyah.
Disampaikan Amansyah, total dari Tim Squash PON 2024 Sumut terdiri dari delapan atlet. Tiga di antaranya saat ini dikirim khusus untuk berlatih di Malaysia.
Tim Squash Sumut yakni dari enam putra dan dua putri. Mereka adalah Eri Setiawan, M. Wahyu Hidayah Nasution (latihan di Malaysia), Agung Setiawan, Jeri Sinurat, M. Syahrul, M. Fahrezi. Sementara itu untuk putri ada Fadhillah Aulia (latihan di Malaysia), dan Nathalia Natasya.
Kendala Tim Squash saat ini berkaitan dengan venue pertandingan Squash yang belum rampung dibangun. Amansyah menegaskan, kondisi ini jelas merugikan tuan rumah yang semestinya punya kesempatan lebih banyak untuk uji lapangan.
“Kendala kita arena pertandingan belum bisa (dipergunakan), karena baru Senin (19/8/2024) mulai dikerjakan pemasangannya,” katanya.
Tak mau berpangku tangan, untuk saat ini, Tim Squash PON Sumut memanfaatkan sarana yang ada di Perumahan Cemara Hijau. Di Cemara dilakukan persiapan khusus 12 sesi latihan perminggunya.
“Kondisi para atlet, baik mental maupun fisik cukup baik. Di luar itu semua masih bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya didampingi Rusli bagian Tim Squash PON Sumut.
Squash PON Sumut saat ini fokus pada latihan teknik dan gamers fisik, yang tinggal 20 persen saja. Untuk target, Amansyah dan Rusli, yang merupakan alumni atlet squash PON Sumut yang tampil pada edisi 1996 dan PON 2000 di Surabaya, telah mempersembahkan dua medali perunggu.
“Kita berharap mereka dapat mengulang prestasi tersebut bahkan lebih dengan membawa pulang medali emas pada PON 2024,” pungkasnya.
Pada ajang PON 2024, target Squash Sumut adalah dua medali emas di beregu campuran dan ganda campuran.
Amansyah juga menegaskan para atletnya tidak lagi melakukan try out atau uji tanding.
“Sementara 3 atlet yang berlatih di Malaysia akan bergabung di Medan pada 3 September mendatang.
Amansyah mengakui bahwa squash di Indonesia, termasuk di Sumut, masih menghadapi tantangan minimnya kompetisi dan fasilitas.
“Kita di Sumut yang ada (fasilitas squash) di Cemara Hijau, kondisi yang ada kita maksimalkan. Delapan atlet kalau latihan semua di sini frekuensi latihan berkurang. Makanya semampu kami, yang bisa, kami kirim ke luar (Malaysia). Kami ikutkan gabung dengan latihan,” katanya.
Amansyah pun menjelaskan bahwa tiga atlet mereka berlatih di Sports Centre atau Komplek Sukan di Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia, wilayah yang memiliki atlet squash terbaik tidak hanya di Asia, bahkan dunia. (Rd)