Banjir Besar Kembali Terjadi, Antonius Tumanggor Desak Pemko Medan Tambah Anggaran dan Peralatan Evakuasi

Medan – Curah hujan tinggi yang mengguyur Kota Medan dalam beberapa hari terakhir kembali menyebabkan banjir besar di sejumlah wilayah. Menanggapi kondisi tersebut, Anggota DPRD Kota Medan, Antonius Devolis Tumanggor, meminta Pemerintah Kota (Pemko) Medan memperbesar anggaran penanganan banjir serta meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Antonius menyebut banjir yang melanda Medan Barat, Medan Helvetia, Medan Baru, dan sebagian Medan Petisah menjadi bukti bahwa pemerintah harus bergerak lebih serius. Dua wilayah yang dinilai paling rawan adalah Kecamatan Medan Barat dan Medan Helvetia.

“Saya sangat sedih melihat kejadian ini. Banjir kali ini menelan korban jiwa, banyak warga mengungsi, dan rumah mereka terendam tanpa sempat menyelamatkan barang-barang,” ujarnya prihatin, Rabu (3/12).

Ia memaparkan, derasnya arus dan lambatnya bantuan evakuasi membuat banyak warga nekat menerobos banjir demi menyelamatkan diri. “Ada warga yang terhanyut, bahkan dikabarkan masuk ke gorong-gorong. Keterlambatan bantuan ini sangat berbahaya,” tegasnya.

Antonius mendorong Pemko Medan menambah personel honorer di Dinas Pemadam Kebakaran dan BPBD Kota Medan agar respons bencana bisa lebih cepat dan efektif.

Menurutnya, ketika banjir terjadi, banyak warga menghubunginya meminta bantuan perahu karet, makanan, dan obat-obatan. Namun upaya tersebut terhambat karena akses jalan sudah tertutup banjir.

“Ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Di Medan Barat, kawasan seperti Karya Sei Agul, Karang Berombak, Brayan, Silalas, hingga sebagian Kesawan adalah titik yang paling parah,” jelasnya.

Ia mengingatkan bahwa Kecamatan Medan Barat merupakan titik nol Kota Medan sehingga secara geografis membutuhkan perhatian khusus dalam mitigasi banjir. Adapun wilayah rawan di Medan Helvetia seperti Helvetia Timur, Cinta Damai, Tanjung Gusta, Helvetia Tengah, Helvetia, dan Dwikora juga harus ditangani serius.

Baca Juga:  Ketua DPRD Medan Desak APH Usut Tuntas Dugaan Korupsi di Pemko Medan: “Jangan Tajam ke Bawah, Tumpul ke Atas”

Sebagai langkah konkret, Antonius mengusulkan agar Pemko Medan mendata seluruh kawasan rawan banjir dan menyediakan sedikitnya dua perahu karet di setiap kelurahan. Dengan demikian, proses evakuasi dapat dilakukan lebih cepat dan risiko korban dapat ditekan.

“Banjir kemarin adalah peringatan keras. Ini tidak boleh dianggap sepele. Pemerintah harus siap dengan segala perlengkapannya ketika banjir terjadi,” tegasnya.

Ia meminta Pemko Medan mengalokasikan anggaran khusus untuk penanganan banjir, mulai dari kesiapsiagaan personel, peralatan evakuasi, hingga logistik bagi warga terdampak.

“Ini soal keselamatan warga. Jangan menunggu ada korban jiwa lagi baru kita bergerak,” tutupnya. (Rendi)